Diterbitkan tanggal 28 April 2025 12
MALANG, 28 April 2025 – Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali mencatatkan prestasi di bidang pendidikan tinggi. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa dalam enam tahun terakhir, Pemprov Jatim telah menggelontorkan 6.846 beasiswa untuk jenjang pendidikan S1 hingga S3.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat menghadiri Sidang Terbuka Promosi Doktor Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) di Universitas Islam Malang (Unisma), Senin (28/4). Sidang ini menjadi momen istimewa bagi Ali Wafa S.Pd.I., M.Pd., penerima beasiswa program S3 dari Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) Pemprov Jatim, yang sukses mempertahankan disertasinya berjudul "Survival Pesantren di Tengah Masyarakat Plural: Kajian Etnografi Tentang Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren Miftahul Qulub Polangan Galis Pamekasan".
Ali Wafa tampil percaya diri di hadapan para penguji yang terdiri dari sejumlah profesor terkemuka, dan berhasil lulus dengan predikat nilai A.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah mengapresiasi tema disertasi yang dinilainya relevan dengan tantangan zaman. Ia menyebut, Ali Wafa sebagai contoh generasi muda yang mampu memberikan solusi akademik untuk menghadapi dinamika sosial multikultural.
"Alhamdulillah, hari ini kami menyaksikan langsung pencapaian luar biasa dari salah satu penerima beasiswa LPPD Pemprov Jatim," ujar Khofifah.
Ia merinci, selama periode 2019–2024, Pemprov Jatim telah memberikan beasiswa kepada 5.653 mahasiswa di berbagai jenjang. Pada 2025 ini, beasiswa kembali diberikan kepada 1.190 mahasiswa, terdiri dari 518 penerima jenjang S1, 225 untuk S2, 40 untuk S3, 380 untuk program M1, dan 30 penerima beasiswa untuk studi S2 di Al Azhar, Kairo.
Untuk program beasiswa S3 khusus, sejak 2022 hingga 2024, sudah ada 130 penerima yang mendapatkan dukungan penuh dari APBD Provinsi Jatim.
Khofifah juga menyoroti pentingnya pengembangan kajian Islam multikultural dalam dunia pendidikan dan sektor publik, terutama untuk membangun equilibrium dynamic di tengah kontraksi global di bidang ekonomi, politik, dan sosial.
"Kajian Islam multikultural ini sangat penting untuk memperkuat harmoni peradaban dunia. Dunia saat ini membutuhkan keseimbangan baru yang menjunjung tinggi toleransi dan penghormatan antarsesama," tegasnya.
Ia mengaitkan relevansi konsep ini dengan berbagai dinamika global, seperti ketegangan geopolitik internasional hingga tantangan persatuan di tengah keragaman faksi politik di Palestina.
Gubernur Khofifah berharap, hasil disertasi seperti yang dilakukan Ali Wafa dapat dipublikasikan di jurnal-jurnal internasional dan menjadi referensi akademik, bahkan bisa dimanfaatkan sebagai materi pendidikan di tingkat SMA/SMK/SLB.
Sementara itu, Ali Wafa dalam disertasinya menjelaskan, penelitiannya berfokus pada kepemimpinan kiai dalam membangun sikap tasamuh (toleransi) berbasis pendidikan Islam multikultural. Ia juga menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada Pemprov Jatim atas dukungan beasiswa penuh yang telah membantunya menyelesaikan program doktoralnya.
"Alhamdulillah, S1 saya mendapatkan beasiswa, S2 saya membiayai sendiri, dan untuk S3 saya beruntung mendapatkan beasiswa penuh dari Pemprov Jatim. Terima kasih, Ibu Gubernur," ujar Ali Wafa penuh haru.
Sidang terbuka ini turut dihadiri berbagai tokoh akademik, pejabat pemerintah, serta mahasiswa dan masyarakat umum yang antusias menyimak pemaparan konsep multikulturalisme dalam pendidikan Islam.
Dapatkan berita lainnya melalui Google News
Jl. Pahlawan Nomor 5 Bojonegoro
(0353) 5254758, 881901
bakorwil2@jatimprov.go.id
http://bakorwilbojonegoro.jatimprov.go.id